“Yang hadir itu-itu saja. Masyarakat tidak pernah diajak menentukan apakah pelatihan ini benar-benar dibutuhkan,” kritiknya.
Menurut Panda, banyak desa di Paluta, masih ada kebutuhan yang jauh lebih mendesak, seperti pembangunan jalan, jembatan, irigasi, serta peningkatan akses pendidikan dan kesehatan. Ia menilai alokasi dana untuk Bimtek saat ini tidak sesuai dengan skala prioritas pembangunan desa.
Baca Juga:
Langit Mei 2025, Parade Fenomena Astronomi yang Sayang untuk Dilewatkan
Namun demikian, Panda menegaskan bahwa Bimtek sebenarnya tetap memiliki nilai positif, asalkan dilaksanakan dengan baik.
“Kalau transparan, relevan dengan kebutuhan, dan hasilnya bisa langsung diimplementasikan di desa, tentu Bimtek itu penting. Tapi pelaksanaannya harus benar, bukan sekadar jalan-jalan,” tegasnya.
Sebagai solusi, Panda mengusulkan beberapa langkah: mengurangi alokasi anggaran untuk Bimtek, mengalihkan dana ke program prioritas, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, melibatkan masyarakat dalam perencanaan, serta memastikan materi pelatihan sesuai kebutuhan desa.
Baca Juga:
Ambruk Saat Berikan Sambutan Halal Bihalal, Zulkifli Husein Tutup Usia di Medan
“Kalau itu bisa dijalankan, saya yakin ke depan tidak akan ada lagi penolakan dari masyarakat,” pungkas Panda siregar.
[Redaktur.Hadi Kurniawan}